Kamis, 28 Oktober 2010

Ideologi Sosialis

Pada paska Perang Dunia II, setelah hancurnya kekuatan fasis kemudian muncul dua kekuatan besar di dunia yang saling memperebutkan hegemoni, yaitu Amerika Serikat dengan ideologi liberalis-kapitalis dan Uni Soviet dengan ideologi sosialis-komunis. Kedua kekuatan tersebut berusaha untuk menanamkan pengaruhnya dan menyebarkan ideologinya di negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
Di antara kedua ideologi tersebut, di Indonesia ideologi sosialis-komunis memiliki peluang yang lebih menguntungkan, sehingga perkembangannya lebih pesat dibandingkan ideologi kapitalis. Hal itu selain karena kedudukan Indonesia sebagai negara terjajah yang merupakan “lahan subur” bagi perkembangan ideologi Sosialis-Komunis , juga karena Belanda yang bermaksud menjajah kembali Indonesia merupakan salah satu negara sekutu Amerika Serikat yang berideologi kapitalis.
Gerakan komunis di Indonesia merupakan suatu rangkaian dari sekian banyak kegiatan komunis internasional. Hal itu karena gerakan komunis di Negara-negara Amerika Latin, Timur Tengah, Eropa, dan Asia Tenggara, pada dasarnya mempunyai komando, taktik, dan strategi yang sama dengan pusat kegiatannya yang berkedudukan di Moskow .
Gerakan komunis di Indonesia dipengaruhi oleh pemikiran Marx dan Lenin. Konsep Marx mengenai pergeseran kekuasaan adalah bahwa perubahan dasar di bidang sosial dan ekonomi “hanya dapat dilakukan melalui peperangan, kekerasan, dan revolusi”. Sedangkan Lenin berpendapat bahwa untuk mewujudkan “perebutan kekuasaan secara revolusioner” sebagai tujuan akhir komunis, maka kegiatan komunis harus dilakukan dengan dua jalan. Pertama, kaum pekerja harus membentuk organisasi buruh dengan tujuan pokok mengenai masalah “ekonomi” disertai pembentukan kelompok-kelompok kecil yang disebut “kaum revolusioner profesionil” sebagai penggeraknya. Kedua, kaum komunis hendaknya melakukan kegiatan “bawah tanah” walaupun Partai Komunis tersebut diakui syah oleh pemerintah.
Berdasarkan konsep tersebut, maka setelah berlangsungnya proklamasi kemerdekaan, kelompok-kelompok berhaluan kiri (berideologi marxis) di Priangan, yang pada masa Pendudukan Jepang melakukan "gerakan bawah tanah", segera membentuk badan-badan perjuangan yang bersifat revolusioner. Diantarnya adalah pembentukan Angkatan Pemuda Indonesia (API).
Setelah ditetapkannya undang-undang tentang kepartaian, mereka segera membentuk organisasi-organisasi politik. Diantaranya Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), dan Partai Buruh Indonesia (PBI), yang salah satu cabang-cabangnya didirikan di daerah-daerah Priangan. Kemudian mereka menggabungkan badan-badan perjuangan yang telah ada sebelumnya dengan membentuk badan perjuangan baru yang dinamakan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo) dan badan-badan perjuangan lainnya yang berfaham Marxis.

Tidak ada komentar: